Oleh MARSUDI FITRO WIBOWO
Harian Umum Pikiran Rakyat Bandung
Kamis, 12 Februari 2004
Banyak versi yang menerangkan asal muasal VD. Versi pertama, VD adalah sebuah tanggal untuk mengenang tokoh Kristen bernama Santa Valentine yang tewas sebagai martir. Ia dihukum mati dengan cara dipukuli dan dipenggal kepalanya pada tanggal 14 Februari 270 M oleh Kaisar Romawi yaitu Raja Cladius II (268-270).
Versi kedua, VD adalah sebuah tanggal untuk menghormati Dewi Juno yang dikenal dengan dewi perempuan dan perkawinan. Ini adalah suatu kepercayaan bangsa Romawi Kuno bahwa Dewi Juno adalah ratu dari dewa dan dewi bangsa Romawi. Kebiasaan ini kemudian diikuti oleh hari sesudahnya yaitu tanggal 15 Februari sebagai Perayaan Lupercalia yakni sebuah upacara penyucian serta memohon perlindungan kepada Dewa Lupercalia dari gangguan srigala dan ganguan-ganguan lainnya.
Versi ketiga, Ken Sweiger dalam artikel "Should Biblical Christian Observe It?" mengatakan bahwa kata "Valentine" berasal dari kata Latin yang memiliki arti, "Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat, dan Yang Maha Kuasa" yang ditujukan kepada Tuhan orang Romawi yaitu Nimrod dan Lupercus. Nah sekarang coba Anda pikirkan apabila Anda mengatakan, "to be my Valentine" ini berarti Anda memintanya menjadi "Sang Maha Kuasa" sesuatu yang sangat berlebihan sekali.
Apabila kita perhatikan beberapa versi di atas, maka VD sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan hari kasih sayang, namun hanya sebagai penghormatan belaka. Apalagi di zaman sekarang dengan datangnya VD banyak orang yang memanfaatkannya dengan membuat prodak-prodak yang bernuansa Valentine, sebagai tanda kasih sayang yang dipersembahkan kepada sang kekasih, teman dan sebagainya, yang mengekor budaya Barat dan tidak tahu asal muasalnya.
Umumnya mereka saling mengucapkan "Selamat Hari Valentine", mengirim bunga dan kartu Valentine's Days, ada juga yang saling mencurahkan isi hati, bahkan menyatakan cinta dan kasih sayangnya yang mereka anggap, "Inilah Hari Kasih Sayang". Rasulullah saw. bersabda, "Barang siapa yang meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut." (H.R. Tirmidzi)
Kasih sayang dalam Islam
Firman Allah SWT, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menjadikan kamu dari seorang laki-laki dan seorang wanita, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal. Sesungguhnya orang mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal." (Q.S. Al-Hujurat:13).
Sebenarnya, Islam tidak mengenal hari kasih sayang. Kasih sayang dalam Islam terhadap sesama tidaklah terbatas dengan waktu dan di manapun berada, baik untuk keluarga, kerabat, dan sahabat yang semuanya masih dalam koridor-koridor agama Islam itu sendiri. Nabi saw., bersabda, "Cintailah manusia seperti kamu mencintai dirimu sendiri." (H.R. Bukhari).
Islam sangat melarang keras untuk saling membenci dan bermusuhan, namun sangat menjunjung tinggi akan arti kasih sayang terhadap umat manusia. Rasulullah saw. bersabda, "Janganlah kamu saling membenci, berdengki-dengkian, saling berpalingan, dan jadilah kamu sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara. Juga tidak dibolehkan seorang Muslim meninggalkan (tidak bertegur sapa) terhadap saudaranya melebihi tiga hari." (H.R. Muslim).
Di sini jelas bahwa kita dianjurkan sekali untuk saling menjaga dan menghargai antarsesama sebagai tanda kasih sayang yang mesti dihormati. Hal ini untuk menghindari berbagai keburukan serta dapat mengenal antarsesama untuk memperkuat dan menjaga tali persaudaraan. Dalam hadis Nabi saw., "Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal kecintaan, kasih sayang dan belas kasihan sesama mereka, laksana satu tubuh. Apabila sakit satu anggota dari tubuh tersebut maka akan menjalarlah kesakitan itu pada semua anggota tubuh itu dengan menimbulkan insomnia (tidak bisa tidur) dan demam (panas dingin). (H.R. Muslim).
Bahkan dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Baihaqi melalui Anas r.a. Nabi bersabda, "Tidak akan masuk surga seseorang kecuali orang tersebut penyayang." Jadi jelas bahwa yang masuk surga itu hanyalah orang-orang yang mempunyai rasa kasih sayang yang tanpa dibarengi dengan niat-niat jelek.
Dengan datangnya Valentine's Day, kita khawatir terhadap kaum muda-mudi yang tidak mengerti, sehingga mereka akan terjerumus dalam hal-hal negatif dengan menafsirkan kasih sayang di hari yang special ini. Firman Allah SWT, "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Q.S. Al-Israa':32). Zina merupakan perbuatan yang dilarang oleh agama baik secara terang-terangan maupun yang tersembunyi. Oleh karena itu kita mesti sadar apa arti yang sesungguhnya sebuah kasih sayang.
Selain itu pula dijelaskan, dalam perkara mencintai seseorang tidaklah boleh untuk berlebihan yang akan mengakibatkan penyesalan dan sia-sia belaka. Sebagai etika untuk seorang Muslim, Rasulullah saw. bersabda, "Cintailah kekasihmu (secara) sedang-sedang saja, siapa tahu di suatu hari dia akan menjadi musuhmu; dan bencilah orang yang engkau benci (secara) biasa-biasa saja, siapa tahu di suatu hari dia akan menjadi kecintaanmu." (H.R. Tirmudzi).
Dan masih banyak lagi di antara hadis Nabi saw. yang menerangkan tentang kasih sayang yang membawa kebaikan bagi umat manusia. Dengan demikian marilah kita mencontoh budi pekerti Nabi besar Muhammad saw., yang berdasarkan Alquran dan hadis sebagai jalan untuk kebaikan untuk di dunia dan hari kemudian.***